Artikel ini pernah dimuat dalam sukabumitoday.com (http://www.sukabumitoday.com/2012/01/efek-bumerang-pembangunan-fisik-di.html)  pada tanggal 16 Januari 2012


Foto diambil dari http://poskota.co.id yang diunggah pada tanggal 9 September 2011
Di sukabumi, sejak setengah dekade terakhir telah dibangun Jalan Jalur Lingkar Selatan. Saya menyebutnya ini sebagai sebuah mega-proyek, proyek besar. Tentu saja dengan alasan betapa besar uang yang dipakai untuk menuntaskan proyek tersebut, pun sebanding dengan akibat yang besar dari pembangunan jalan tersebut, jalannya pun memang sangat besar.

Dalam kehidupannya, manusia selalu terkurung oleh apa yang ada di dalam pikirannya, khususnya oleh hal-hal yang dapat diukur, kuantitatif. Pandangan terhadap pentingnya pembangunan sebuah jalan, Gang, MCK, Irigasi, dan renovasi fisik lainnya selalu tertuju pada berapa besar anggaran yang digunakan, dampak terhadap pembangunan pun harus selalu bisa diukur. Artinya, pembangunan tersebut dilakukan dengan mengacu kepada hal-hal yang bisa diukur, sudah tentu karena penjara pikiran kita telah dikuasai oleh materi, arah dan kebijakan pembangunan pun harus selalu menuntaskan segala hal yang bisa diukur oleh fisik kita, bisa dilihat oleh mata. Ketika di hadapan kita telah berdiri sebuah gedung posyandu, jalan memanjang dan lebar, maka kita akan berdecak kagum bahwa pembangunan telah berhasil.