Ruang Buruh







Dian Komala
Permisi, ini bukan tulisan narsis…

Saya adalah seorang gadis desa yang berasal dari sebuah kota kecil di Sukabumi. Saya sering mendengar kata ‘Depok’. Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga kini (usia saya 21 tahun), hampir semua teman sekolah memanggil saya ‘BelandaDepok’. Ya, saya tahu mengapa, hanya karena persoalan warna kulit saya yang putih. Dan kebetulan dulu sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, saya sering pulang pergi ke Depok untuk mengunjungi para saudara di sana. Tinggal naik bus jurusan Sukabumi – Depok , satu kali.

Lalu, kenapa Belanda Depok? Sekali lagi ini bukan tulisan narsis! Kulit saya memang putih, karena sisa darah Belanda yang mengalir dari buyut saya. Itu pun hanya sisa. Dan kata ‘Belanda Depok’ pun tidak ada hubungan sama sekali dengan aktivitas saya yang sering berkunjung ke Depok.